Rating 8.06

Honzuki no Gekokujou (Episode 1 – 14) Subtitle Indonesia

Nonton Honzuki no Gekokujou (Episode 1 – 14) Subtitle Indonesia full episode, nonton Honzuki no Gekokujou (Episode 1 – 14) Subtitle Indonesia sub indonesia, nonton Honzuki no Gekokujou (Episode 1 – 14) Subtitle Indonesia sub indo, nonton Honzuki no Gekokujou (Episode 1 – 14) Subtitle Indonesia subtitle indonesia, nonton Honzuki no Gekokujou (Episode 1 – 14) Subtitle Indonesia subtitle indo, nonton Honzuki no Gekokujou (Episode 1 – 14) Subtitle Indonesia sub indo gratis di Animeku

Judul: Honzuki no Gekokujou

Japanese: 本好きの下剋上 ~司書になるためには手段を選んでいられません~

Skor: 8.06

Produser: WOWOW, Genco, MediaNet, KlockWorx, flying DOG, BS Fuji, Yomiuri TV Enterprise, Happinet, Tokyo Animator Gakuin, TO Books, JTB Next Creation

Tipe: TV

Status: Completed

Total Episode: 14

Durasi: 23 Menit

Tanggal Rilis: Oct 3, 2019

Studio: Ajia-Do

Genre: Fantasy, Slice of Life

Download Honzuki no Gekokujou (Episode 1 – 14) Subtitle Indonesia sub indo, download Honzuki no Gekokujou (Episode 1 – 14) Subtitle Indonesia sub indonesia, Download Honzuki no Gekokujou (Episode 1 – 14) Subtitle Indonesia subtitle indonesia, download Honzuki no Gekokujou (Episode 1 – 14) Subtitle Indonesia subtitle indonesia, download gratis Honzuki no Gekokujou (Episode 1 – 14) Subtitle Indonesia

Motosu Urano merupakan seorang mahasiswi yang sangat mencintai buku, ia juga merupakan seorang pustakawan. Psikologi, agama, sejarah, geografi, pendidikan, matematika, ilmiah, dan semuanya. Ia benar-benar mencintai semua yang tertulis di dalam buku. Dikelilingi buku adalah sebuah kebahagiaan terbesar yang ia rasakan. Namun suatu hari perpustakaan mengalami gempa dan Motosu mati tertimpa oleh buku-buku yang ia miliki. Bahkan saat detik-detik kematiannya, ia berdoa kepada tuhan agar terlahir kembali untuk bisa membaca buku. Dan ternyata ia benar-benar bereinkarnasi di dunia yang berbeda. Motosu kini hidup sebagai seorang anak kecil bernama Maine yang sakit-sakitan. Dunia dimana ia hidup kembali benar-benar berbeda dengan kehidupan era modern seperti sebelumnya. Di sana hampir seluruh masyarakat buta huruf. Tak ada buku, bahkan tak ada tulisan di kotanya. Buku-buku hanya dimiliki oleh segelintir bangsawan, sedangkan Maine hanya terlahir dari seorang prajurat kelas rendahan. Ia benar-benar kesal akan hal ini, jika tidak ada buku maka hanya ada satu cara, yaitu menulis, begitulah impian Maine sekarang.